Pengertian Deformasi Elastis & Deformasi Flastis
Deformasi elastis adalah :
tidak permanent, artinya 4ika beban dilepaskan maka bahan kembali ke bentuk semula.
Deformasi Plastis adalah :
Pada kebanyakan logam, deformasi elastis hanya terjadi sampai regangan beberapa % tertentu. jika bahan berdeformasi melewati batas elastis, tegangan tidak lagi proporsional terhadap regangan.
Daerah ini disebut daerah plastis
Pada daerah plastis, bahan tidak bisa kembali ke bentuk semula jika beban dilepaskan.
Pada tinjauan mikro deformasi plastis mengakibatkan putusnya ikatan atom dengan atom tetangganya dan membentuk ikatan yang baru dengan atom yang lainnya
Engine Plus
Wednesday, January 29, 2014
pengertian diagram fase
2 jenis pengertian diagram fase
1. Diagram fase adalah:
Sejenis grafik yang digunakan untuk menunjukkan kondisi kesetimbangan antara fase-fase yang berbeda dari suatu zat yang sama.
Dalam matematika dan fisika, diagram fase juga mempunyai arti sinonim dengan ruang fase
2. Diagram fase adalah:
Diagram tekanan-temperatur dari zat tunggal, seperti air, Sumbu-sumbu diagram berkoresponden dengant tekanan dan temperature.
Diagram fase pada ruang tekanan-temperatur menunjukkan garis kesetimbangan atau sempadan fase antara tiga fase padat cair dan gas
Komponen-komponen umum diagram fase adalah :
garis kesetimbangan atau sempadan fase, yang merujuk pada garis yang menandakan terjadinya transisi fase.
cara untuk mencegah terjadinya korosi pada matrial logam
Upaya – upaya untuk mencegah terjadinya korosi :
1. Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisi-kondisinya.
2. Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari lingkungannya.
3. Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif
4. Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus tandingan.
5. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air,lumpur dan zat korosif lainnya.
1. Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisi-kondisinya.
2. Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari lingkungannya.
3. Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif
4. Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus tandingan.
5. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air,lumpur dan zat korosif lainnya.
Hal – hal yang mempengaruhi terjadinya korosi pada logam
Hal – hal yang mempengaruhi terjadinya korosi :
1. Temperatur,semakin tinggi temperatur maka reaksi kimia akan semakin cepat maka korosi akan semakin cepat terjadi
2. Kecepatan aliran, jika kecepatan aliran semakin cepat maka akan merusak lapisan film pada logam maka akan mempercepat korosi karena logam akan kehilangan lapisan.
3. pH, pada pH yang optimal maka korosi akan semakin cepat
( mikroba ).
4. Kadar Oksigen, semakin tinggi kadar oksigen pada suatu tempat maka reaksi oksidasi akan mudah terjadi sehingga akan mempengaruhi laju reaksi korosi.
5. Kelembaban udara
1. Temperatur,semakin tinggi temperatur maka reaksi kimia akan semakin cepat maka korosi akan semakin cepat terjadi
2. Kecepatan aliran, jika kecepatan aliran semakin cepat maka akan merusak lapisan film pada logam maka akan mempercepat korosi karena logam akan kehilangan lapisan.
3. pH, pada pH yang optimal maka korosi akan semakin cepat
( mikroba ).
4. Kadar Oksigen, semakin tinggi kadar oksigen pada suatu tempat maka reaksi oksidasi akan mudah terjadi sehingga akan mempengaruhi laju reaksi korosi.
5. Kelembaban udara
Jenis – jenis korosi yang terjadi pada pipa/logam
Jenis – jenis korosi yang terjadi pada pipa/logam
1. Uniform attack ( korosi seragam )
Yaitu korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi kimia, karena pH air yang rendah dan udara yang lembab,sehingga makin lama logam makin menipis. Biasanya ini terjadi pada pelat baja atau profil, logam homogen.
Korosi jenis ini bisa dicegah dengan cara Diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti gemuk.
a. Untuk lambung kapal diberi proteksi katodik
b. Pemeliharaan material yang tepat
c. Untuk jangka pemakain yang lebih panjang diberi logam berpaduan tembaga 0,4%
2. Pitting corrosion ( korosi sumur )
Yaitu korosi yang disebabkan karena komposisi logam yang tidak homogen yang
mana pada daerah batas timbul korosi yang berbentuk sumur.
Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Pilih bahan yang homogen
b. Diberikan inhibitor
c. Diberikan coating dari zat agresif
3. Errosion Corrosion ( korosi erosi )
Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian – bagian yang tajam dan kasar, bagian – bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan juga diakibatkan karena fluida yang sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung pada logam.
Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Pilih bahan yang homogen
b. Diberi coating dari zat agresif
c. Diberikan inhibotor
d. Hindari aliran fluida yang terlalu deras
4. Galvaniscorrosion (korosi galvanis )
Korosi yang terjadi karena adanya 2 logam yang berbeda dalam satu elektrolit sehingga logam yang lebih anodic akan terkorosi.
Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
a. Beri isolator yang cukup tebal hingga tidak ada aliran elektolit
b. Pasang proteksi katodik
c. Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan
5. Stress corrosion (korosi tegangan )
Terjadi karena butiran logam yang berubah bentuk yang diakibatkan karena logam mengalami perlakuan khusus ( seperti diregang, ditekuk dll.) sehingga butiran menjadi tegang dan butiran ini sangat mudah bereaksi dengan lingkungan.
Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Diberi inhibitor
b. Apabila ada logam yang mengalami streses maka logam harus direlaksasi.
6. Crevice corrosion ( korosi celah )
Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam lain diantaranya ada celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga kosentrasi O2 pada mulut kaya disbanding pada bagian dalam, sehingga bagian dalam lebih anodic dan bagian mulut jadi katodik
Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
a. Isolator
b. Dikeringkan bagian yang basah
c. Dibersihkan kotoran yang ada
7. Korosi mikrobiologiKorosi yang terjadi karena mikroba Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab terhadap degradasi material di lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm. Pembentukan lapisan tipis saat 2 – 4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan ini terlihat hanya bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di permukaan.
Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisi-kondisinya
b. Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari lingkungannya
c. Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif
d. Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus tandingan.
e. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air,lumpur dan zat korosif lainnya.
8. Fatigue corrosion ( korosi lelah )
Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus yang terus berulang sehingga smakin lama logam akan mengalami patah karena terjadi kelelahan logam. Korosi ini biasanya terjadi pada turbin uap, pengeboran minyak dan propeller kapal.
Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Menggunakan inhibitor
b. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.
c. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.
1. Uniform attack ( korosi seragam )
Yaitu korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi kimia, karena pH air yang rendah dan udara yang lembab,sehingga makin lama logam makin menipis. Biasanya ini terjadi pada pelat baja atau profil, logam homogen.
Korosi jenis ini bisa dicegah dengan cara Diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti gemuk.
a. Untuk lambung kapal diberi proteksi katodik
b. Pemeliharaan material yang tepat
c. Untuk jangka pemakain yang lebih panjang diberi logam berpaduan tembaga 0,4%
2. Pitting corrosion ( korosi sumur )
Yaitu korosi yang disebabkan karena komposisi logam yang tidak homogen yang
mana pada daerah batas timbul korosi yang berbentuk sumur.
Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Pilih bahan yang homogen
b. Diberikan inhibitor
c. Diberikan coating dari zat agresif
3. Errosion Corrosion ( korosi erosi )
Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian – bagian yang tajam dan kasar, bagian – bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan juga diakibatkan karena fluida yang sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung pada logam.
Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Pilih bahan yang homogen
b. Diberi coating dari zat agresif
c. Diberikan inhibotor
d. Hindari aliran fluida yang terlalu deras
4. Galvaniscorrosion (korosi galvanis )
Korosi yang terjadi karena adanya 2 logam yang berbeda dalam satu elektrolit sehingga logam yang lebih anodic akan terkorosi.
Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
a. Beri isolator yang cukup tebal hingga tidak ada aliran elektolit
b. Pasang proteksi katodik
c. Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan
5. Stress corrosion (korosi tegangan )
Terjadi karena butiran logam yang berubah bentuk yang diakibatkan karena logam mengalami perlakuan khusus ( seperti diregang, ditekuk dll.) sehingga butiran menjadi tegang dan butiran ini sangat mudah bereaksi dengan lingkungan.
Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Diberi inhibitor
b. Apabila ada logam yang mengalami streses maka logam harus direlaksasi.
6. Crevice corrosion ( korosi celah )
Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam lain diantaranya ada celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga kosentrasi O2 pada mulut kaya disbanding pada bagian dalam, sehingga bagian dalam lebih anodic dan bagian mulut jadi katodik
Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
a. Isolator
b. Dikeringkan bagian yang basah
c. Dibersihkan kotoran yang ada
7. Korosi mikrobiologiKorosi yang terjadi karena mikroba Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab terhadap degradasi material di lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm. Pembentukan lapisan tipis saat 2 – 4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan ini terlihat hanya bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di permukaan.
Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisi-kondisinya
b. Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari lingkungannya
c. Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif
d. Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus tandingan.
e. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air,lumpur dan zat korosif lainnya.
8. Fatigue corrosion ( korosi lelah )
Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus yang terus berulang sehingga smakin lama logam akan mengalami patah karena terjadi kelelahan logam. Korosi ini biasanya terjadi pada turbin uap, pengeboran minyak dan propeller kapal.
Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Menggunakan inhibitor
b. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.
c. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.
Ada 4 pengertian korosi pada pipa/logam
Ada 4 pengertian korosi yaitu:
1.Korosi adalah proses degradasi / deteorisasi / perusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan sekitarnya.
2. Korosi adalah perusakan material tanpa perusakan material.
3. Korosi adalah kebalikan dari metalurgi ekstraktif
4. Korosi adalah system thermodinamika logam dengan lingkungan ( udara, air, tanah ), yang berusaha mencapai kesetimbangan.
1.Korosi adalah proses degradasi / deteorisasi / perusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan sekitarnya.
2. Korosi adalah perusakan material tanpa perusakan material.
3. Korosi adalah kebalikan dari metalurgi ekstraktif
4. Korosi adalah system thermodinamika logam dengan lingkungan ( udara, air, tanah ), yang berusaha mencapai kesetimbangan.
Thursday, January 16, 2014
Artikel Proses oversize piston
Artikel Proses oversize piston
Proses oversize piston banyak dilakukan pada motor yang telah melewati batastoleransi ukuran antara piston dan dinding silinder.
Proses oversize adalah penggantian dengan diameter yang lebih besar dari ukuran sebelumnya.
Pada artikel ini dilakukan analisis perhitungan kinerja motor dengan piston ukuran standard yang sudah di oversize untuk mengetahui pemakain bahan bakar yang di gunakan oleh mesin.
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan meng-oversize piston terjadi kenaikan volume langkah, tapi tekanan dalam ruang bakar menurun, perbandingan kompresi meningkat, sedangkan untuk daya dan torsi yang dihasilkan relatif sama dengan ukuran motor standard.
PENDAHULUAN
Piston adalah bagian utama dalam mesin berupa sumbat geser yang terpasangdidalam sebuah silinder mesin yang bekerja secara bolak-balik menjadi gerak angular/berputar yang digerakkan oleh adanya expand gas/pembakaran danmengubah energy panas menjadi energy gerak.
Fungsi utama dari piston ialah menerima dan memindahkan tenaga yangdiperoleh dari pembakaran dan diteruskan ke poros dengan melalui batang piston.
Akibat dari pemakaian mesin motor dalam jangka waktu yang lama,akan terjadi kerenggangan celah (clearance) antara piston dan dinding piston. Jikacelah tersebut telah melebihi batas maksimum yang diizinkan, maka celah tersebutharus dikembalikan ke kondisi standard. Artinya diameter silinder diperbesar, makaukuran piston juga diperbesar.
Proses pembesaran diameter silinder piston ini dikenal dengan istilahoversize. Oversize adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperbesar diameter liner silinder piston mulai dari oversize 25 (0,25 mm) sampai oversize 100 (naik 1mm) kemudian mengganti ukuran piston dengan ukuran yang lebih besar sesuaidengan besar silinder yang telah di oversize yang mengakibatkan tarikan mesinkurang bertenaga menjadi kembali bertenaga.
Pengaruh dari oversize piston ini akan berdampak terhadap kinerja motor.
Dari uraian diatas maka pada penulisan inidilakukan penelitian terhadap piston.
Penelitian yang dilakukan yaitu analisis pengaruh oversize piston terhadap pemakaian bahan bakar.
Untuk angka oversize biasanya tertidiri per tingkatan. satu tingkat yaitu 25dan angka tersebut terdapat di piston yg sudah dioversize. biasanya maksimal sampaioversize 100, tergantung dari keparahan kerusakan di blok mesin tempat lubang piston tetapi jika sudah sampai oversize 100 tarikan mesin tetap kurang bertenaga,maka solusinya yaitu overboss, yaitu dengan cara memakai piston standard 0 tetapi blok mesin harus di tambah
SEKIAN TENTANG Pengaruh dari oversize piston ini tHANKS
Subscribe to:
Posts (Atom)